Sakit perut tidak selalu termasuk penyakit mag.

Dispepsia fungsional memiliki keluhan terasa kembung setelah makan, cepat kenyang, dan gasnya banyak. Berdasarkan studi yang dilakukan di 33 negara, permasalahan mag itu berhubungan dengan otak. Misalnya saja saat stres, maka lambung bisa terganggu akhirnya terasa kembung dan begah. Belum lagi jika rutinitas makan tidak dijaga dengan baik.

 

Jika pasien sering kambuh sakit mag, Ari sering menyarankan untuk melakukan endoskopi. “Saya bilang perlu (endoskopi), karena kita bisa melihat struktur saluran atas, kita bisa kelihatan ada luka, kanker, atau tumor. Kalau mencurigakan, dokter bisa biopsi apakah ada tanda-tanda terjadi kanker,” kata Ari.

 

Berdasarkan hasil penelitian beberapa waktu lalu, Ari mengatakan kondisi sakit mag di Indonesia juga bergantung pada etnis. Sekitar satu dari lima orang memiliki bakteri di usus, bahkan juga sering menemukan ulkus hasil dari kuman helicobacter pylori, khususnya dari suku Batak, Papua, serta Bugis. Setelah diobati, pasien yang sering merasakan nyeri mag akan sembuh total.

 

Waspadai obat dan makanan

Ari menyarankan untuk berhati-hati mengobati nyeri ulu hati. Beberapa obat yang beredar di pasaran bisa menipiskan dinding lambung. Bahkan, obat rematik bisa menimbulkan luka hingga pendarahan di lambung. Dia juga menyarankan masyarakat untuk mewaspadai penggunaan obat herbal lantaran obat macam ini juga mengandung bahan kimia.

 

Inti pengobatan mag adalah makan teratur, hindari juga makanan berlemak, rokok, kopi, soda, kol, sawi, alkohol, cabai rawit, ketan, mie, bihun, ketan, dodol, gulai kambing, dan melakukan pengendalian diri agar tak stres. “Prinsipnya sakit mag bisa diobati, tapi harus tahu penyebabnya, yang agak susah fungsional karena berhubungan dengan pikiran serta makanan,” ujar Ari.

 

Ari mengatakan bahwa cokelat dan keju dapat menyebabkan pengosongan lambung menjadi lambat. Bahkan, kedua makanan itu bisa melemahkan klep atau katup lambung. “Cokelat dan keju menyebabkan pengosongan lambung lambat, klep lambung bisa melemah kalau sering makan cokelat dan keju berlebihan,” ujar Ari.

Jika anak-anak sudah diperkenalkan makan cokelat, keju, soda, hingga makanan pedas berlevel-level, maka mereka dapat mengalami masalah lambung. Belum lagi, anak-anak yang sedang mengalami tingkat stres tinggi saat pandemi gara-gara jarang bermain, banyak PR, dan lain-lain. “Yang penting kuncinya jangan berlebihan,” kata Ari.

 

Sakit mag bisa menyerang siapa saja, termasuk anak usia 10 tahun. Dia mengatakan beberapa pasien anak datang setelah makan makanan pedas, atau terlalu banyak makan makanan yang diawetkan, asin berlebihan, dan minum soda. “Anak itu lambungnya tak kuat makan cabai banyak. Jangan bangga kalau anak doyan pedas, kasihan lambungnya, bisa gastritis,” ujar Ari.

 

Apakah pasien mag boleh makan cabai lagi setelah sembuh? Ari mengatakan boleh setelah sembuh, dan jangan berlebihan. Dia mengingatkan proses pengobatan untuk penyembuhan biasanya berlangsung selama enam sampai delapan minggu. “Kalau (kondisi) sudah bagus, silahkan makan lagi. Kalau baru dua minggu itu (makan cabai lagi), luka terbuka lagi, kambuh lagi,” kata Ari.

 

Apakah aman mengkonsumsi obat mag yang ada di pasaran? Ari mempersilakan minum antasida sebanyak satu atau dua tablet, jika kondisinya memang ringan. Karena itu, dia menyarankan untuk memastikan terlebih dahulu apakah sakit magnya itu kronis atau tidak. Jika dalam kondisi kritis, di mana sakitnya sering kambuh, maka pasien membutuhkan endoskopi. “Obat yang bisa diakses masyarakat silakan, tapi itu hanya untuk kondisi jangka pendek,” ujar Ari.

Andrea piacquadio/pexels

Sakit perut itu tak selalu sakit mag. Nyeri ulu hati tak selalu gastritis. Saya bilang jangan mengobati diri sendiri. Pernah ada pasien ada batu di kantong empedu yang gejalanya mirip mag.

Satu pagi Aufar Putra mengaku perutnya terasa perih. ''Rasanya seperti ditusuk-tusuk dan sedikit kembung,'' ujarnya saat dihubungi akhir pekan lalu.

 

Tanpa mengetahui apa penyebabnya secara pasti, mahasiswa tingkat akhir ini memilih untuk menenggak obat yang disediakan oleh orang tuanya. Ternyata, obat tersebut cukup ampuh untuk mengurangi ketaknyamanan sistem pencernaannya. ''Satu kali minum obat sudah lebih baik kondisinya,'' kata dia.

 

Masalah pencernaan atau biasa disebut sakit mag merupakan masalah yang sering diderita masyarakat sekarang. Masalahnya, masyarakat kadang mengobati dirinya sendiri yang tidak jarang malah membuat kondisi lebih parah.

 

“Akhirnya ternyata penyakitnya berlanjut, pas diperiksa sudah macam-macam yang ditemukan. Bahayanya kalau itu kanker lambung,” kata guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Ari Fahrial Syam dalam ajang seminar.

 

Ari mengatakan sakit perut tidak selalu menjadi tanda mag. Sakit perut di bawah pusar bukan mag. Pasien dengan sakit mag atau dispepsia akan merasa tak nyaman di sekitar ulu hati, kembung, sering sendawa, mual, cepat kenyang, dan tak nafsu makan.

 

Dispepsia sendiri ada dua jenisnya, yaitu fungsional dan organik. Dispepsia fungsional terlihat normal bahkan saat dilakukan endoskopi. Dispepsia organik menunjukkan peradangan, misalnya di kerongkongan, tukak lambung, tumor, hingga kanker. “Sakit perut itu tak selalu sakit mag. Nyeri ulu hati tak selalu gastritis. Saya bilang jangan mengobati diri sendiri. Pernah ada pasien ada batu di kantong empedu yang gejalanya mirip mag,” ujar Ari.

FREEPIK

Nyeri Lambung

tak Selalu Mag

Ada beberapa kriteria sakit mag yang perlu diwaspadai masyarakat. Apa sajakah?

FREEPIK

Waspada Tiga Kriteria

3. Muntah darah atau muntah terus-menerus.

Dalam beberapa kasus, kondisi itu bisa menjadi tanda kanker lambung.

top

1. Berumur di atas 45 tahun.

2. Berat badan turun dan pucat.